Berita
Pekalongan, UKM SIGMA UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, menunjukkan komitmennya dalam memperjuangkan ruang aman bagi seluruh mahasiswa dengan berkolaborasi dalam Seminar Nasional Anti Kekerasan Seksual. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (HMPS PAI) dalam rangkaian Pelantikan dan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) FORSIMA PAI Jawa Tengah 2025.
Seminar yang mengusung tema “Menciptakan Kampus Merdeka Bebas dari Kekerasan Seksual” ini diadakan di Gedung Student Centre UIN Gusdur Pekalongan dan dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) se-Jawa Tengah. Kegiatan ini menjadi ruang dialog dan edukasi mengenai isu kekerasan seksual di lingkungan pendidikan, sekaligus momentum strategis bagi UKM SIGMA untuk memperluas pengaruh gerakannya.
Sebagai unit kegiatan mahasiswa yang fokus pada isu-isu gender, inklusif, dan keberpihakan pada penyintas, UKM SIGMA merasa bahwa tema seminar ini sangat selaras dengan nilai-nilai dan semangat perjuangan yang selama ini diusung. Karena itu, UKM SIGMA turut serta sebagai mitra kolaborasi, dengan menghadirkan layanan dan kontribusi nyata di lokasi acara.
Dalam kesempatan ini, UKM SIGMA memperkenalkan Ruang KONGSI (Konseling SIGMA) kepada seluruh peserta seminar. Ruang KONGSI merupakan salah satu program layanan yang disediakan oleh UKM SIGMA untuk mendampingi mahasiswa dalam berbagai persoalan yang bersifat personal maupun struktural. Layanan yang dikenalkan dalam acara ini meliputi:
- Layanan Konseling sebaya
- Layanan psikososial
- Layanan Bantuan hukum
- Layanan kesehatan (fisik dan mental)
- Layanan keagamaan yang inklusif
Dengan membuka stand informasi dan menyapa peserta secara langsung, UKM SIGMA berharap mahasiswa UIN Gusdur Pekalongan secara khusus, dan mahasiswa PAI se-Jawa Tengah secara umum, semakin mengenal peran serta fungsi UKM SIGMA dalam menciptakan ruang aman di lingkungan kampus.
Seminar ini menghadirkan tiga narasumber dari berbagai latar belakang:
- Ibu Ningsih Fadhilah, M.Pd., Kepala Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Gusdur sekaligus anggota Aliansi Pusat Studi Gender se-Indonesia;
- Bpk. H. Abdul Hamid, M.Pd., anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah yang menyuarakan pentingnya regulasi perlindungan korban kekerasan seksual di kampus;
- Ilham Fathu Rohman, Duta Genre Indonesia 2025 yang mengajak anak muda untuk terlibat aktif dalam gerakan pencegahan kekerasan seksual dengan pendekatan edukatif dan kreatif.
Seminar ini juga dimoderatori oleh Ihza Maulina, demisioner Ketua KOPRI PMII Pekalongan 2023/2024, yang dikenal aktif dalam isu advokasi perempuan dan mahasiswa.
Melalui partisipasi dalam acara ini, UKM SIGMA ingin menegaskan bahwa kerja-kerja pemberdayaan dan perlindungan mahasiswa dari kekerasan seksual tidak bisa dilakukan sendiri, tetapi perlu keterlibatan semua pihak. Kolaborasi dengan HMPS PAI ini menjadi bentuk sinergi antar-organisasi mahasiswa untuk memperluas pengaruh dan dampak kerja-kerja advokasi.
SIGMA juga berharap, kehadiran Ruang KONGSI bisa menjadi awal yang baik dalam membangun budaya saling peduli, mendampingi, dan menguatkan sesama mahasiswa di lingkungan kampus. Di tengah maraknya kasus kekerasan dan minimnya akses pendampingan, keberadaan layanan yang terjangkau dan berbasis solidaritas sangat dibutuhkan.
Kegiatan ini menjadi langkah awal kolaboratif menuju kampus yang responsif terhadap isu-isu kekerasan seksual, serta memperkuat solidaritas antar mahasiswa dalam memperjuangkan keadilan dan kesetaraan.
Pekalongan – Unit Kegiatan Mahasiswa Studi Gender Mahasiswa (UKM SIGMA) UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan turut hadir dalam kegiatan “Monitoring dan Evaluasi Triwulan Pertama serta Halal Bihalal Organisasi Kemahasiswaan Tingkat Universitas” yang diselenggarakan oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama. Acara ini digelar pada Jumat (11/04/25) bertempat di Ruang eks Perpustakaan lantai 3 Gedung Perkuliahan Terpadu.
Acara ini dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas, termasuk Rektor UIN Gus Dur Pekalongan, Prof. Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag., serta Wakil Rektor III, Prof. Dr. H. Muhlisin, M.Ag., yang juga bertugas memberikan monitoring dan evaluasi secara langsung. Selain itu, turut hadir pembina ormawa, serta perwakilan dari DEMA, SEMA, UKM, dan UKK tingkat universitas.
Dalam sambutannya, Prof. Zaenal memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan acara yang menurutnya lebih efektif karena menghadirkan seluruh ormawa dalam satu forum bersama. "Saya sangat mengapresiasi acara ini karena biasanya dilaksanakan per ormawa, tapi kali ini dikumpulkan jadi satu oleh Wakil Rektor III," ujarnya.
Beliau juga menyampaikan pesan tentang pentingnya menjaga kesadaran diri dalam hal sederhana seperti konsumsi makanan saat acara. “Snacknya juga model baru. Kita ingin membiasakan makanan itu kita ambil sesuai porsi kita dan kita habiskan,” tambahnya. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai kedisiplinan dan tanggung jawab yang ingin dibangun di lingkungan kampus.
Agenda utama dalam kegiatan ini meliputi monitoring dan evaluasi kinerja triwulan pertama seluruh ormawa, serta penyampaian arahan dari pimpinan universitas terkait pengembangan program kerja kedepan. Selain itu, suasana keakraban juga terasa dalam momen halal bihalal yang menjadi bagian dari kegiatan, mengingat pelaksanaannya yang masih dalam suasana bulan Syawal.
Acara ini menjadi momen silaturahmi dan refleksi bersama bagi seluruh organisasi kemahasiswaan, serta penguatan koordinasi antara pihak universitas dan ormawa. UKM SIGMA menyambut baik kegiatan ini sebagai upaya mempererat sinergi dan meningkatkan kualitas pengelolaan organisasi di lingkungan kampus.
Pekalongan – UKM SIGMA kembali menggelar Lapak Diskusi Gender dengan tema Membangun Kesetaraan Gender dalam Pola Pengasuhan Anak pada Selasa, 18 Maret 2025. Acara yang berlangsung di Serambi Student Center ini menghadirkan Siti Rohmalia Agustin, demisioner pengurus UKM SIGMA, sebagai pemateri dan Chilmy Munazil, pengurus UKM SIGMA, sebagai moderator.
Diskusi ini menyoroti pentingnya persiapan ilmu dalam pengasuhan anak, terutama dari sudut pandang psikologi perkembangan. Siti Rohmalia menjelaskan bahwa pola pengasuhan yang baik dapat membentuk karakter anak sejak dini. “Menikah itu tidak hanya tentang cinta, bukan hanya soal rasa, tapi ada ilmu yang harus dipelajari dan disiapkan,” ungkapnya. Ia juga menekankan bahwa peran orang tua dalam mendidik anak harus berlandaskan pemahaman yang matang agar dapat menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis.
Peserta yang hadir menunjukkan antusiasme tinggi dengan aktif bertanya dan berbagi pengalaman mengenai pola pengasuhan dalam keluarga masing-masing. Beberapa peserta mengungkapkan bagaimana cara orang tua mereka membesarkan anak dengan berbagai pendekatan yang berbeda. Suasana diskusi yang interaktif memberikan kesempatan bagi peserta untuk menggali perspektif yang lebih luas mengenai pola asuh yang ideal.
Moderator Chilmy Munazil turut mengarahkan jalannya diskusi agar semakin dinamis. Ia menambahkan bahwa mempersiapkan ilmu dalam pengasuhan adalah langkah fundamental bagi setiap orang tua. “Pengasuhan bukan hanya perkara cinta dan naluri, tetapi juga harus didasarkan pada ilmu yang benar. Dengan memahami bagaimana anak berkembang, orang tua dapat menciptakan pola asuh yang lebih sehat dan mendukung pertumbuhan karakter anak secara optimal,” tuturnya, menegaskan kembali pentingnya kesiapan ilmu dalam membangun keluarga yang harmonis.
Dengan adanya kegiatan ini, UKM SIGMA berharap dapat memberikan wawasan baru bagi mahasiswa mengenai pentingnya persiapan dalam membangun keluarga dan pola pengasuhan yang sehat. Lapak Diskusi Gender diharapkan tetap menjadi wadah yang bermanfaat bagi mahasiswa untuk memahami isu-isu sosial yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. UKM SIGMA berkomitmen untuk terus menghadirkan diskusi-diskusi inspiratif yang dapat membangun pemahaman mendalam terkait berbagai aspek dalam kehidupan bermasyarakat.
Pengumuman
Error: No articles to display